Friday, March 30, 2012

Teori Yang Mendasari Quantum Learning



Quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (neurolinguistik programme) dengan teori, keyakinan dan metode yang lain. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar seperti:
1)      Teori otak kanan atau kiri
Otak kita terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing belahan tersebut bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu. Orang yang dominan pada otak kiri, biasanya akan :
a)      memilih sesuatu yang berurutan.
b)      belajar lebih baik dari bagian-bagian kemudian keseluruhan
c)      menyukai kata-kata, simbol dan huruf
d)     lebih memilih instruksi yang berurutan secara detail
Sedangkan untuk orang yang dominan pada otak kanan, biasanya akan :
a)      merasa lebih nyaman dengan sesuatu yang acak
b)      paling baik belajar dari keseluruhan kemudian bagian-bagian
c)      menyukai gambar, grafik, dan diagram
d)     lebih memilih yang spontan, lingkungan pembelajaran yang mengalir.
(Eric Jensen, 2008:33)
Jika ditanya mana yang lebih penting antara belahan otak kanan atau kiri, tentu jawabannya adalah keduanya sangat penting. Namun jika orang mampu memanfaatkan kedua belahan otak ini secara seimbang, maka belajar terasa sangat mudah karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi. Ketidakseimbangan otak kita dapat dilihat dari kecenderungan kita dalam melakukan kegiatan, lebih banyak melibatkan otak kanan atau otak kiri. Selain itu, kondisi kita yang jenuh pun bisa menjadi indikasi adanya ketidakseimbangan aktivitas antara otak kanan dan otak kiri kita.
Kita dapat menggunakan beberapa strategi untuk menyeimbangkan fungsi belahan otak kiri dan otak kanan, antara lain :
a)      Jika anda dominan menggunakan otak kiri, cobalah melakukan aktivitas otak kanan dan sebaliknya
b)      Menggunakan musik dalam melakukan aktivitas berpikir dan berolahraga secara teratur
(Yunsirno, 2010:102)
Dalam proses pembelajaran dengan quantum learning proses menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri ini dilakukan dengan memberikan musik pada saat proses pembelajaran, memberikan brain game pada saat waktu jeda, memberikan gambar pada materi pembelajaran, dan lain-lain.
2)      Pilihan modalitas/gaya belajar (visual, auditorial dan kinetik)
Gaya belajar merupakan sesuatu yang penting agar proses belajar bisa menyenangkan dan hasilnya pun memuaskan. Seringkali orangtua atau pengajar memaksakan suatu gaya belajar yang tidak cocok bahkan tidak disukai anak atau murid. Padahal gaya belajar merupakan kunci sukses untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. Ini juga bisa diterapkan dalam teknik memperoleh pengetahuan atau informasi secara individu atau dalam dunia kerja sekalipun. Sekali saja kita tahu gaya belajar, maka jutaan ilmu akan mudah diserap karena gaya belajar merupakan kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang kita peroleh.
Ada 3 gaya belajar yang dikenal, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Penjelasan untuk masing-masing gaya belajar akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.
3)      Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
Penggunaan symbol dalam proses belajar mengajar akan membantu siswa dalam mengingat konsep-konsep yang diajarkan. Simbol-simbol ini biasanya akan memberikan konsep-konsep tersamar yang nantinya akan membantu penciptaan, penyimpanan, dan pencarian informasi secara visual.
4)      Simulasi atau permainan
Orang sering menganggap bermain adalah sebuah kegiatan yang menghabiskan waktu, tidak berguna, dan cenderung dianggap negatif. Orang tua pun sering memberi batasan waktu bermain untuk anak-anaknya dan sebaliknya mereka didorong-dorong untuk duduk diam belajar. Hal ini sangat berbeda dengan dunia anak-anak yang lebih senang bermain daripada harus duduk diam memperhatikan pelajaran.
Hal tersebut menjadi tugas bagi pendidik untuk mampu memadukan dunia bermain anak dengan target pengajaran mereka. Para guru harus betul-betul menjiwai masa anak-anak dan di sisi lain juga untuk mewujudkan harapan orang tua. Guru harus melakukan pembelajaran aktif yang membuat belajar menjadi hidup dan memikat perhatian siswa.

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment