Siswa bukanlah gelas kosong yang
bisa diisi apapun. Setiap siswa adalah istimewa. Mereka mempunyai kemampuan
masing-masing sesuai dengan gaya belajarnya. Seorang guru tidak bisa memaksakan
gaya belajarnya kepada siswa. Gaya
belajar siswa merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam kehidupan di
sekolah, dan dalam situasi antar pribadi. Dengan mengetahui gaya belajar yang
berbeda akan membantu guru dalam mendekati siswa-siswanya untuk menyampaikan
informasi dengan gaya yang berbeda pula.
Gaya belajar
seseorang adalah merupakan kombinasi dan bagaimana cara menyerap informasi dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut. Gaya belajar yang paling
jelas penguraiannya saat ini adalah teori gaya belajar Kolb (1995). Kolb (1995)
berpendapat bahwa:
Gaya
belajar dapat diperingkat disepanjang kontinum yang diawali dari:
a.
pengalaman
konkret (yang terlibat didalam sebuah pengalaman baru) yang melalui
b.
observasi
reflektif (mengamati orang lain atau mengembangkan pengalaman sendiri)
c.
konseptualisasi
abstrak (menciptakan teori untuk menjelaskan
observasi) untuk melakukan
d.
eksperimentasi
aktif (dengan menggunakan berbagai teori untuk mengatasi masalah dan mengambil
keputusan).
Jadi
menurut Kolb gaya belajar dimulai dari pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan eksperimentasi aktif.
Ada beberapa tipe gaya belajar, antara lain :
a.
Gaya Belajar Visual
Gaya
belajar seperti ini menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai
orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan
melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau
memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki
pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam
berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit
mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan
kata atau ucapan.
Untuk
mengatasi ragam masalah di atas, pendekatan yang bisa digunakan, sehingga belajar
tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan adalah
menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi
pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi,
coretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang
bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
Salah satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan
informasi atau materi pelajaran (Hamzah B.Uno, 2007: 181). Perangkat grafis itu
berupa film, slide, gambar ilustrasi, coret-coretan, kartu bergambar atau
sejenisnya yang semuanya dapat digunakan untuk menjelaskan suatu informasi
secara berurutan.
b.
Gaya Belajar Audio
Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa
memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan.
Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami
informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah
semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki
kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga
memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar
bila kita termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di
atas. Pertama adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini
digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah
pengajar di depan kelas untuk kemudian didengarkan kembali. Pendekatan kedua
yang bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok
diskusi. Sedang pendekatan ketiga adalah dengan mencoba membaca informasi, kemudian
diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan
dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan review secara verbal dengan
teman atau pengajar.
c.
Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar ini membuat kita harus menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Tentu saja, ada
beberapa karekteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa
melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi
utama agar kita bisa terus mengingatnya. Kedua, hanya dengan memegang kita bisa
menyerap informasinya tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah
kita termasuk orang yang tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan
pelajaran. Keempat, kita merasa bisa belajar lebih baik bila disertai dengan
kegiatan fisik. Karakter terakhir, orang-orang yang memiliki gaya belajar ini
memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan
gerak tubuh (athletic ability).
Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di
atas, pendekatan belajar yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan
atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja
di laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan
adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang
yang cenderung memiliki karakter ini juga akan lebih mudah menyerap dan
memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar
mengucapkannya atau memahami fakta. Selain itu, agar
belajar menjadi lebih efektif dan berarti, orang dengan karakteristik
kinestetik disarankan untuk menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung
fakta di lapangan (Hamzah B.Uno, 2007: 182)
0 comments:
Post a Comment