Tuesday, March 13, 2012

Manakah, gaya belajarmu?



Siswa bukanlah gelas kosong yang bisa diisi apapun. Setiap siswa adalah istimewa. Mereka mempunyai kemampuan masing-masing sesuai dengan gaya belajarnya. Seorang guru tidak bisa memaksakan gaya belajarnya kepada  siswa. Gaya belajar siswa merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam kehidupan di sekolah, dan dalam situasi antar pribadi. Dengan mengetahui gaya belajar yang berbeda akan membantu guru dalam mendekati siswa-siswanya untuk menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda pula.
Gaya belajar seseorang adalah merupakan kombinasi dan bagaimana cara menyerap informasi dan kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut. Gaya belajar yang paling jelas penguraiannya saat ini adalah teori gaya belajar Kolb (1995). Kolb (1995) berpendapat bahwa:
Gaya belajar dapat diperingkat disepanjang kontinum yang diawali dari:
a.       pengalaman konkret (yang terlibat didalam sebuah pengalaman baru) yang melalui
b.      observasi reflektif (mengamati orang lain atau mengembangkan pengalaman sendiri)
c.       konseptualisasi abstrak (menciptakan teori untuk menjelaskan  observasi) untuk melakukan
d.      eksperimentasi aktif (dengan menggunakan berbagai teori untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan).
Jadi menurut Kolb gaya belajar dimulai dari pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan eksperimentasi aktif.
Ada beberapa tipe gaya belajar, antara lain :

a.      Gaya Belajar Visual


Gaya belajar seperti ini menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Untuk mengatasi ragam masalah di atas, pendekatan yang bisa digunakan, sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan. Salah satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran (Hamzah B.Uno, 2007: 181). Perangkat grafis itu berupa film, slide, gambar ilustrasi, coret-coretan, kartu bergambar atau sejenisnya yang semuanya dapat digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
b.      Gaya Belajar Audio

Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar bila kita termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas. Pertama adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk kemudian didengarkan kembali. Pendekatan kedua yang bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi. Sedang pendekatan ketiga adalah dengan mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.
c.       Gaya Belajar Kinestetik


Gaya belajar ini membuat kita harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Tentu saja, ada beberapa karekteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa terus mengingatnya. Kedua, hanya dengan memegang kita bisa menyerap informasinya tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah kita termasuk orang yang tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat, kita merasa bisa belajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Karakter terakhir, orang-orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).
Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di atas, pendekatan belajar yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Selain itu, agar belajar menjadi lebih efektif dan berarti, orang dengan karakteristik kinestetik disarankan untuk menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan (Hamzah B.Uno, 2007: 182)

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Post a Comment