Tepat pukul 12.45, dia kembali datng di rumah Allah yang ada di sudut suatu universitar ternama di kota budaya. Dia pun segera mengambil posisi yang srategis sambil menunggu adek2 tersayangnya. Tak lama jari jemarinya pun mulai bermain dengan tuts2 sebuah hp qwerty menyelesaikan amanah2nya untuk membalas sms yang tertunda. Tak jarang pula, dia bertegur sapa dengan beberapa akhwat yang berlalu lalang di hadapannya, mulai dari hanya tersenyum, tanya kabar, sampai obrolan singkat.
10 menit berlalu , dua orang perempuan yang tampak lebih muda darinya datang menghampirinya. Sambil tersenyum, sebuah salam pun mereka sampaikan. Ketiganya terlibat perbincangan ringan sambil menunggu beberapa orang lagi. Tak smpai 15 menit, obrolan mereka tampaknya sudah tidak lagi seseru sebelumnya. Sebuah buku pun dia keluarkan dari tas kancingnya dan dia pun mulai menikmati sajian kata-kata demi kata dalam buku yang berjudul Prophetic Learni. Hmm…sepertinya itu buku yang berniat dia habiskan di bulan November ini. Tak lama kemudian lingkaran itu pun kembali melebar dengan datangnya 3 perempuan dengan pakaian yang sangat modis ala ABG masa kini. Dia pun memberikan senyum nya kepada sang adik dan mempersilahkan untuk bergabung dalam lingkarannya. Tak lama kemudian, tampaknya dia memulai sebuah forum dengan adek2nya. Tampak sedikit gurau dan canda di sela2 keseriusan yang dia tampakan. Kini, mereka mulai pada sesi membaca alqur’an. Salah satu adekny pun mengambil kitab alqur’an di suatu lemari sudut. Lantunan ayat-ayat suciNya pun mulai terdengar dari suaranya. Setelah beberapa ayat dia bacakan, dia pun mempersilahkan adek2nya untuk membacanya secara bergantian. Dan tepat pada saat ayat pertama dibacakan, tampak matanya berkaca-kaca. Saya pun mulai bertanya2 ada pakah gerangan?Posisi saya yang tidak terlalu jauh membuat saya sedikit mendengar ayat apa yang sedang sang adek bacakan. Namun, tak saya temukan sesuatu yang menyedihkan atau menggembirakan dalam ayat yang sedang dibaca. Lalu, apakah yang membuat mata bening itu berkaca2?
Sang adik pun mulai membacakan satu ayat surat cintaNya. Tak menunggu satu ayat selesai, hati ini mulai menangis. Subhanallah…Engkau ingatkanku dengan begitu sederhana. Bacaan ayat nya yang begitu terbata-bata, bahkan maaf keponakan kecilku yang baru berumur 7 tahun pun mampu membaca lebih baik dari itu. Tak hanya satu orang, adik yang kedua pun melakukan hal yang sama, bahkan ada satu yang sama sekali tak mau membaca dengan alasan tidak pernah membaca ayat cintaMu. Detik itu pun, rasa syukur yang sangat besar ku persembahkan untukMu. Engkau yang telah memberikan sebuah mutiara yang indah yang telah mengenalkanku pada ayat2Mu sejak keci. Kalau bukan percikan air ayah untuk membangunkanku berangkat sekolah sore, mungkin hari ini baru ku kenal nama kitab suciku. Jika bukan pukulan sayang ayah untuk mengusir kemalasan kaki ini untuk melangkah, mungkin baru hari ini ku kenal alif, ba’, dan ta. Jika saja bukan karena lantunan ayat suci yang sering kudengar di setiap malam dan subuh hari, mungkin hari ini baru ku kenal nama2 surat cintaMu. Jika saja tak pernah engkau beri seorang ayah yang dengan sabarnya mengantar dan menjemput si bungsu untuk belajar alqur’an, mungkin tak ada satu pun ayat2 cintaNya yang mampu kuhafal hari ini. Jika saja bukan karena dorongan sang bunda tersayang, mungkin tak pernah diri ini mau belajar alqur’an hingga duduk di bangku SMA kelas 1. Jika saja bukan karena bimbingan 4 bidadari bunda, tak mungkin diri ini mengenal apa itu islam secara mendalam.
Astaghfirullah…maafkan hambaMu ini Ya Rabb yang tak pandai bersyukur atas mutiara indah yang telah Kau berikan. Anugerah terindah yang tak mampu kurawat dengan baik. Hidayah iman yang tak rutin kusirami dengan air ruhani. Tak pandai diri ini bersyukur dan menjadi pribadi qur’ani. Sebagai gantinya tak jarang diri ini justru bermain-main dengan ayatMu. Begitu sering diri ini menganggap gampang aturan-aturanMu.
Terimakasih Ya Rabb, Engkau ingatkanku dengan begitu sederhana. Engkau mengingatkanku dengan begitu indah. Tanpa musibah, sakit, kehilangan ataupun ujian lainnya. Namun Engkau ingatkanku dengan kenikmatan yang terus Engkau tambahkan pada diri ini, kemudahan yang terus Engkau berikan pada perjalanan cita-cita hamba, melalui lingkaran kecilku, dan semangat adik-adik kecilku untuk belajar agama.
Subhanallah..Allah selalu memiliki cara untuk mengingatkan hambaNya. Terima kasih ya Allah, Engkau telah kembali menegurku saat hambaMu ini mulai merapuh lagi. Disaat hati ini mulai membuat jarak kepadaMu, Engkau mengingatkanku. Disaat bayangan semu itu mulai kembali hadir, Engkau kembali meyakinkanku bahwa Engkau Maha Dekat dan Maha Tahu atas diri ini. Ya Rabb, hamba ingin selalu istiqomah di jalan Mu..Engkau pemilik hati ini, teguhkanlah hatiku agar selalu tertaut padaMu dan teguhkanlah aku di jalan Mu..Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan, bukan cinta yang pernah kutanam. Rabb, aku berlindung dari godaan dan tipuan syetan yang terus membisikku. Aku tak sanggup melawannya tanpa bantuan Engkau dan atas ijinMu.. Engkau sebaik-baik pelindung.. Aamiin..
0 comments:
Post a Comment